![]() |
(Gambar Pemahat Desa Siallagan-Pindaraya) |
Huta Siallagan merupakan desa wisata yang melahirkan banyak pelaku kerajinan salah satunya adalah pemahat. Sebagian besar mata pencaharian di desa ini berasal dari hasil kerajinan tangan yang dijual di kios sekitaran pinggir jalan lokasi wisata Huta Siallagan dan pesanan dari luar negeri khususnya negara Eropa. Berdasarkan narasumber yang kami jumpai yaitu Bapak Siahaan (pemahat Magic Stick/Tunggal Panaluan) Tunggal Panaluan memiliki arti yakni kata tunggal berarti satu dan panaluan berarti selalu mengalahkan. Tongkat sakti ini hanya dimiliki oleh para dukun. Tongkat sakti dipercaya sebagai tempat bersemayam roh leluhur yang mampu memanggil hujan, menyembuhkan orang, mengusir wabah penyakit, menjaga rumah, serta mendatangkan berkah dan menyerap energi negatif. Pembuatan tongkat ini juga tidak sembarangan.
![]() |
(Gambar Tongkat Tunggal Panaluan) |
Tunggal panaluan terbuat dari kayu tada-tada dan ada ritual sesajen, pangurason dan berpuasa dalam proses pengerjaannya. Beberapa orang percaya, jika memiliki tongkat ini mereka akan memiliki kekuatan, kekuasaan dan ditakuti. Tongkat sakti ini tak lepas dari berbagai legenda masa lalu yang ada dalam masyarakat. Konon, pada masa lalu Sang raja memiliki anak kembar, laki-laki dan perempuan yang pergi bermain ke hutan. Masyarakat Batak memiliki adat untuk tidak memperbolehkan hubungan sedarah dan hubungan semarga. Mereka tidak boleh menikah dengan orang yang satu marga dengannya. Namun, menurut cerita kedua anak kembar tersebut melakukan hubungan badan ketika bermain di hutan.
Sang raja khawatir, karena kedua anaknya belum kembali sampai sore hari. Sang raja pun bergegas memanggil datu untuk meminta bantuan mencari anaknya. Sesampainya di hutan, mereka melihat bahwa dua anak tersebut terperangkap di dalam pohon. Ketika mencoba untuk mengeluarkannya, datu tak bisa melakukannya. Sang dukun tersebut justru ikut tersedot ke dalam pohon itu. Sang raja pun memanggil dukun lainnya dan mereka juga tersedot. Hingga akhirnya, sang raja memanggil dukun yang paling sakti, namun tak bisa dan tersedot juga. Konon, ini menandakan bahwa alam murka akibat adanya aturan yang dilanggar, bahwa tidak boleh berhubungan sedarah dan semarga. Akhirnya, pohon tersebut ditebang dan diukir berdasarkan orang-orang yang tersedot ke pohon kayu tersebut. Maka dari itu, tongkat ini memiliki ukiran wajah orang-orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar